Beranda | Artikel
Memegang K3malu4n Apakah Wudu Batal? Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
Rabu, 5 Juli 2023

Apakah memegang kemaluan dapat membatalkan wudhu?
Masalah ini ada perbedaan pendapat di antara para ulama fikih.

Di antara ulama berpendapat bahwa memegang kemaluan dapat membatalkan wudhu secara mutlak,
baik itu memegangnya dengan disertai syahwat atau tidak.

Pendapat kedua, memegang kemaluan tidak membatalkan wudhu secara mutlak, baik itu dengan syahwat atau tidak.
Pendapat ketiga, memegang kemaluan membatalkan wudhu jika disertai syahwat,
dan tidak membatalkan wudhu jika tidak disertai syahwat.

Pendapat ketiga inilah pendapat yang lebih kuat.
Adapun ia membatalkan wudhu jika disertai syahwat, dalilnya adalah hadis Busrah binti Shafwan,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memegang kemaluannya, hendaklah ia berwudhu.”

Sedangkan memegang kemaluan tanpa disertai syahwat tidak membatalkan wudhu,
maka dalilnya adalah hadis Thalq bin Ali radhiyallahu ‘anhu,

bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang seseorang yang memegang kemaluannya saat salat,
lalu beliau bersabda, “Bukankah itu bagian dari tubuhmu juga?”
Kita menjadikan hadis Thalq ini berkaitan dengan memegang kemaluan tanpa syahwat, atas petunjuk-petunjuk yang menguatkannya.

Petunjuk pertama, kalimat “saat salat”.
Memegang kemaluan saat salat tidak mungkin dengan syahwat.
Selain itu, pada zaman Nabi ‘alaihis shalatu wassalam, para sahabat memakai kain sarung.

Sebagian besar mereka tidak memiliki pakaian kecuali satu helai saja.
Seperti perkataan Jabir, “Siapa yang punya dua helai pakaian pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?”

Sehingga terkadang ketika seseorang menggerakkan sarungnya, tangannya menyentuh kemaluan.
Ketika Nabi ‘alaihis shalatu wassalam ditanya, beliau menjawab, “Bukankah itu bagian dari tubuhmu?”

Petunjuk kedua adalah sabda Nabi, “Bukankah itu bagian dari tubuhmu?”
Yakni kemaluan itu sama seperti anggota tubuh yang lain
yang jika kamu memegangnya, maka tidak membatalkan wudhu.

Dengan demikian, memegang kemaluan jika disertai syahwat, maka membatalkan wudhu,
dan jika tanpa disertai syahwat, maka tidak membatalkan.

Dalil yang mungkin bisa diperhatikan juga adalah memegang kemaluan disertai dengan syahwat
menimbulkan kemungkinan keluarnya air madzi (yang dapat membatalkan wudhu).

Air madzi keluar tanpa dirasakan oleh seseorang,
sedangkan jika ia memegang kemaluan tanpa disertai syahwat
tidak menimbulkan kemungkinan keluarnya cairan apa pun.

Sebagaimana yang disabdakan Nabi ‘alaihis shalatu wassalam, “Bukankah itu bagian dari tubuhmu?”
Itu seperti kamu memegang tangan atau anggota badanmu yang lain.
“Bukankah itu bagian dari tubuhmu?”

=====

هَلْ مَسُّ الذَّكَرِ يَنْقُضُ الْوُضُوءَ؟

هَذَا مَحَلُّ خِلَافٍ بَيْنَ الْفُقَهَاءِ

فَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ إِنَّ مَسَّ الذَّكَرِ يَنْقُضُ الْوُضُوءَ مُطْلَقًا

سَوَاءٌ أَكَانَ بِشَهْوَةٍ أَوْ بِدُونِ شَهْوَةٍ

وَالْقَوْلُ الثَّانِي أَنَّ مَسَّ الذَّكَرِ لَا يَنْقُضُ الْوُضُوءَ مُطْلَقًا سَوَاءٌ أَكَانَ بِشَهْوَةٍ أَوْ بِدُونِ شَهْوَةٍ

وَالْقَوْلُ الثَّالِثُ أَنَّ مَسَّ الذَّكَرِ يَنْقُضُ الْوُضُوءَ إِذَا كَانَ بِشَهْوَةٍ

وَلَا يَنْقُضُ الْوُضُوءَ إِذَا كَانَ بِغَيْرِ شَهْوَةٍ

وَهَذَا هُوَ الْقَوْلُ الرَّاجِحُ

أَمَّا كَوْنُهُ يَنْقُضُ الْوُضُوءَ إِذَا كَانَ بِشَهْوَةٍ فَلِحَدِيْثِ بُسْرَةَ بِنْتِ صَفْوَانَ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ

وَأَمَّا إِذَا كَانَ مَسُّ الذَّكَرِ بِدُونِ شَهْوَةٍ لَا يَنْقُضُ الْوُضُوءَ

فَلِحَدِيْثِ طَلْقِ بْنِ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنِ الرَّجُلِ يَمَسُّ ذَكَرَهُ فِي الصَّلَاةِ

قَالَ وَهَلْ هُوَ إِلَّا بَضْعَةٌ مِنْكَ؟

وَإِنَّمَا حَمَلْنَا حَدِيثَ طَلْقٍ عَلَى الْمَسِّ بِدُونِ شَهْوَةٍ لِقَرَائِنَ دَلَّتْ لِهَذَا

أَوَّلًا قَوْلُهُ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ

وَالْمَسُّ فِي الصَّلَاةِ لَا يُتَصَوَّرُ أَنْ يَكُونَ بِشَهْوَةٍ

وَكَانُوا فِي عَهْدِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ يَلْبَسُونَ أُزُرًا

كَثِيرٌ مِنْهُمْ لَيْسَ لَهُ إِلَّا ثَوْبٌ وَاحِدٌ

كَمَا قَالَ جَابِرٌ أَيُّنَا كَانَ لَهُ ثَوْبَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟

فَأَحْيَانًا عِنْدَما يُحَرِّكُ إِزَارَهُ تَقَعُ يَدُهُ عَلَى ذَكَرِهِ

فَلَمَّا سُئِلَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ قَالَ وَهَلْ هُوَ إِلَّا بَضْعَةٌ مِنْكَ؟

الْقَرِيْنَةُ الثَّانِيَةُ قَالَ هُوَ قَوْلُهُ وَهَلْ هُوَ إِلَّا بَضْعَةٌ مِنْكَ؟

يَعْنِي أَنَّهُ كَسَائِرِ أَعْضَائِكَ

إِذَا مَسَسْتَهُ بِدُونِ شَهْوَةٍ فَلَا يَنْقُضُ الْوُضُوءَ

وَعَلَى هَذَا فَمَسُّ الذَّكَرِ إِذَا كَانَ بِشَهْوَةٍ يَنْقُضُ الْوُضُوءَ

وَإِذَا كَانَ بِغَيْرِ شَهْوَةٍ لَا يَنْقُضُ الْوُضُوءَ

وَيَدُلُّ لِذَلِكَ مِنَ النَّظَرِ أَنَّ مَسَّ الذَّكَرِ بِشَهْوَةٍ

مَظِنَّةٌ لِخُرُوجِ الْمَذِي

وَالْمَذِي يَخْرُجُ بِغَيْرِ شُعُورٍ مِنَ الْإِنْسَانِ

أَمَّا إِذَا مَسَّهُ بِغَيْرِ شَهْوَةٍ

فَلَيْسَ مَظِنَّةً لِخُرُوجِ شَيْءٍ

وَكَمَا قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ وَهَلْ هُوَ إِلَّا بَضْعَةٌ مِنْكَ؟

هُوَ كَمَا لَوْ لَمَسْتَ يَدَكَ أَوْ لَمَسْتَ أَيَّ عُضْوٍ مِنْ أَعْضَائِكَ

وَهَلْ هُوَ إِلَّا بَضْعَةٌ مِنْكَ؟


Artikel asli: https://nasehat.net/memegang-k3malu4n-apakah-wudu-batal-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/